Thursday, March 18, 2010

The Chronicle Of D.R.B.

 Denis, Roni, dan Bowo adalah 3 orang sahabat dekat. Mereka saling mengenal sejak 3 tahun lalu saat mereka adalah murid baru di SMA mereka. Denis si maniak game, Roni si maniak game, dan Bowo si maniak game. Sebenarnya mereka bertiga tidak berbeda sama sekali, mereka bertiga adalah tiga orang gamer. Keseharian mereka adalah : bangun tidur, pergi sekolah, pulang sekolah, warnet, pulang, internet, tidur. Semua hal monoton itu bagi sebagian orang amatlah menyiksa, namun bagi mereka itulah kehidupan. Mencelupkan diri kedalam kegemaran mereka yang orang bilang monoton. Siapa peduli orang lain, mereka gamer hanya peduli karakternya.





                Seharusnya sih begitu, namun kehidupan 3 tahun tanpa kehadiran wanita di sisi mereka membuat masa SMA yang kata orang ‘masa-masa paling indah’ mereka sia-siakan di dalam timbunan voucher dan tagihan internet; serta listrik, gaming gear, dan gadget. Namun siapa peduli orang lain? Toh mereka gamer? Betul? Predikat “Jomblo” tidak berarti bagi seorang gamer, karena disfungsi sosial pada otak mereka telah menjadikan sesosok karakter 2 Dimensi bagaikan sesosok malaikat di dalam septic tank bernama kehidupan yang muncul dari cahaya bernama monitor. Ok, mungkin agak rumit bagi orang awam, namun bagi gamer-dan-juga-otaku-bahkan-hikki dalam waktu 0.5 nanosecond pasti akan langsung mengerti maksudnya.

                OK.. kembali pada Denis, Roni, dan Bowo. Anggapan negatif tentang gamer dari teman-teman mereka yang munafik dan sok menjaga image padahal mereka diam-diam suka juga main game di facebook membuat cewe-cewe di sekolah mereka menjauhi orang-orang dengan predikat “gamer”, karena katanya “gamer” itu: “nerd” , “freak”, “cupu”, “ga cool”, “ga gaul”, dst. Meskipun ada juga gamer yang cerdas, rada freak, eksis, cool, gaul, dst (ehem!). Namun nampaknya kaum minoritas di dalam kaum minoritas tidak dapat menyadarkan para wanita dan malah menganggap kaum “minority in minority” (dalam hal ini gamer gaul) sebagai NON-GAMER karena mereka tidak “nerd”, “freak”, dan “cupu”.

                Dan begitulah.. Denis, Roni, dan Bowo hanya bisa bergaul dengan “wanita text” dan “wanita 2D”. Yang kedua 68% dari gamer sangat memujanya, bahkan sampai berani mengklaim bahwa tidak ada wanita yang lebih sempurna dari “wanita 2D” padahal mereka tidak mengenal dengan “wanita 3D” dan sok tahu tentang wanita. Mengherankan mereka lebih menyukai wanita 2D padahal banyak lelaki lebih menyukai wanita 36D. Ironis.

                Namun.. suatu hari.. ada hal yang dapat membuat kehidupan monoton Denis bersama “Yuki”, Roni bersama “Azusa”, dan Bowo bersama “Mio” menjadi lebih “Berwarna”.

                Dari pintu kelas di pagi hari dengan Pak Ambar berada di depan kelas, seorang cewe manis dengan rambut sebahu memasuki ruangan. Pak Ambar memperkenalkan cewe yang bernama Kathy itu sebagai murid baru di sekolah mereka. Sebagian besar cowok di kelas segera terpukau melihat Kathy yang manis dan terlihat amat feminin. Namun..

                2 minggu setelah menjadi murid baru, teman-teman baru Kathy di sekolah itu malah 80% cowok. Ternyata Kathy adalah cewe tomboy yang suka bermain dengan cowok. Basket, Bola, Kasti, semua ia lakukan dengan ketangguhan yang membuat semua cewe iri pada kemampuan fisiknya.. dan yak, tidak terkecuali game. Dan Kathy ternyata juga seorang gamer.
                Mengetahui bahwa Denis, Roni, dan Bowo adalah 3 serangkai gamer, Kathy segera mendatangi mereka dan berlagak sok kenal. 80% percakapan pertama mereka diambil alih oleh Kathy yang terus bicara tanpa henti dengan jawaban monoton-dualis berupa “ya” dan “tidak” dari ketiga manusia setengah gila itu. Namun begitu Kathy bilang dia juga anggota forum gamer di internet, maka “tring!” terdengar suara senar yang putus seperti saat orang sadar akan sesuatu di film-film animasi.

                Pancingan Kathy berhasil membuat Denis, Roni, dan Bowo membuka mulut mereka seperti ikan koi yang tengah dipancing dengan jari tengah yang meriak-riakkan air di pinggiran kolam. Pada akhirnya komunitas forum gamer berhasil membuat Kathy menjadi dekat dengan kelompok D.R.B. bahkan ikut-ikutan bermain di warnet sepulang sekolah hingga pada akhirnya Kathy dikenal sebagai gamer wanita dan mulai dijauhi teman-teman lainnya dan mengecap dia “freak meski cantik”. Hingga kini Kathy bagaikan seorang wanita dibalik monitor bagi cowok-cowok selain D.R.B. Hanya dapat dikagumi dan tak mungkin didekati kecuali ingin dibuang dari sosietas dan ikut mendapat cap “freak”. Sepertinya predikat “freak” sangat menular seperti ebola di tengah sosietas sekolah mereka.

                Hingga.. Denis dan Roni tak dapat lagi bertahan dari rayuan aura gadis manis Kathy. Ekspos berkala dalam jangka waktu yang lama telah membuat Denis dan Roni meninggalkan “Yuki” dan “Azusa” dan mulai berpaling ke Kathy. Kini Denis dan Roni lebih menyukai wanita 32B daripada wanita 2D yang mereka bilang “ex-wife” alias mantan istri mereka. Freak tetaplah Freak meski telah setengah sadar. Denis dan Roni mulai melancarkan teknik mendekati wanita yang mereka dapatkan dari eroge dengan storyline yang tak masuk akal. Persaingan diantara Denis dan Roni untuk mendapatkan hati Kathy mulai memanas. Persaingan mereka mulai merambah mendekati kebencian. Kini saat party di MMORPG, Denis yang healer mulai sengaja berpura-pura lupa meng-“heal” Roni hingga tewas di tangan monster. Sebaliknya saat Denis ditarik zombie di game FPZS Roni berpura-pura tidak melihatnya hingga Denis tewas dimakan zombie-zombie kelaparan. Hanya Bowo yang tampaknya tidak terpengaruh oleh aura Kathy, mungkin karena kerusakan fungsi sosial di otak Bowo sudah sangat parah hingga merambah ke bagian “Sexual Recognition” membuatnya lebih tertarik melihat “Mio” dan sebangsanya daripada wanita 36D, atau mungkin karena Kathy hanyalah wanita 32B.

                Akan tetapi, apapun yang Denis dan Roni lakukan, hati Kathy tak juga bergeming. Hingga mereka melihat pola dimana saat Kathy berbicara dengan mereka, ia selalu memandang mata Bowo. Dan Kathy tampak sangat antusias ketika berbicara dengan Bowo dan sebaliknya, Bowo sangat antusias ketika Kathy mengajaknya bicara tentang game , komik dan animasi.

                 Memerlukan waktu 2x lipat dari orang biasa untuk membuat Denis dan Roni menyadari bahwa Kathy menyukai Bowo yang gendut. Entah karena fetish tertentu atau karena Bowo terlihat ekspresif dan antusiastik serta perhatian kepadanya, Kathy menyukai Bowo.

                Terjadilah cinta Y di dalam persahabatan mereka. Denis dan Roni yang menyukai Kathy, Sementara Kathy menyukai Bowo, namun Bowo hanya menyukai “Mio” dan “Mio” bahkan tidak mengenal ataupun pernah berbicara dan melihat Bowo sama sekali. Ditambah oleh ketidakpekaan atau entah ketololan Denis dan Roni, mereka berdua yang sudah saling membenci kini membenci Bowo karena menganggap Bowo mencuri cinta nyata pertama mereka. Entah karena buta karena cinta monyet atau karena mereka memang tolol padahal sudah mengenal Bowo selama 3 tahun, mereka tidak pernah berpikir bahwa Bowo hanya menyukai “Mio” dan tidak pernah menyukai siapapun lagi. Mungkin mereka tidak ingat pekikan Bowo yang sok Inggris setahun yang lalu :
“Boobs? I need no any boobs ‘nymore, cause you know what? I’ve got my own boobs *pointing his own boobs* and Mio”.

yang sangat terdengar tidak masuk akal.

                 Kemudian..  hancurlah persahabatan diantara mereka bertiga. Kini Denis pindah warnet, sementara Roni lebih memilih bermain di rumah. Meninggalkan Bowo yang merasa terganggu oleh perhatian Kathy yang berlebihan yang bahkan tidak ia inginkan. Dan tidak ada seorangpun dari mereka yang mendapat cinta sejati.

                6 Tahun setelah kejadian itu, Denis kini menjadi penjaga warnet, Roni menjadi pengangguran, dan Kathy yang memiliki pacar baru yang lebih gendut dari Bowo dan akan menikah 3 bulan lagi, sementara Bowo? Tetap tak berubah, tetap gemuk, bau dan masih tergila-gila dengan “Mio” dan bahkan menyatakan bahwa cintanya adalah cinta sejati kepada “Mio” hingga semua orang mengenal Bowo sebagai The Eternal… Virgin..

Poor Bowo.. May God Bless Your Soul..






PS : Wanita memang racun dunia. Racuuuuun~

No comments: